Penyakit-penyakit Menular
1. Penyakit-penyakit zoonosa
Penyakit-penyakit hewan yang dapat menular dari hewan ke manusia disebut zoonosa. Di antara zoonosa ada beberapa yang perlu dikemukakan karena dapat juga menghinggapi manusia. Penyakit-penyakit itu ialah: pes, tetanus, penyakit anjing gila (rabies), penyakit Weil (Brucellosis), typhus exanthematicus, penyakit gigitan tikus dan flu burung.
2. Demam Berdarah Dengue (DBD)
Agen penyebab: Penyakit ini disebabkan oleh sejenis virus. Gejala-gejala: Setelah masa tunas 5-8 hari, penderita sekonyong-konyong mendapat serangan demam, rasa nyeri di tulang belakang dan anggota-anggota gerak, lebih-lebih di tungkai. Kulit agak kemerah-merahan dan timbul bercak-bercak merah. Otot-otot terasa nyeri bila ditekan. Penyakit ini berlangsung 5 hari lamanya (kadang-kadang 7 hari). Karena ini maka penyakit Dengue sering-sering disebut juga demam lima hari.
Penularan: Disebarkan dari satu orang ke orang lain dengan perantaraan sejenis nyamuk yang disebut Aedes aegypti dan
Aedes albopictus.
Penjagaan: Tindakan-tindakan seperti pada penyakit malaria. Pengobatan: Obat yang khusus terhadap Dengue hingga kini belum diketemukan. Obat-obatan yang diberikan pada penderita ialah obat-obat yang bersifat simtomatis. Penyakit menular bersumber binatang seperti: malaria, demam berdarah dengue (DBD), rabies, anthrax, filariasis, schistosomiasis (demam keong). Penyakit ini biasanya berlangsung lunak. Jarang sekali ada orang yang meninggal karena penyakit ini. Masih banyak penyakit menular di Indonesia dan telah menjadi perhatian pemerintah antara lain: tuberkulosis (TBC), diphteri, batuk rejan, campak, cacar, polio, dan hepatitis. Penyakit menular langsung (contagious): disentri, kusta, framboesia, AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome), sipilis, infeksi gonokokal, TBC (tuberkulosis), radang paru (pneumonia), difteri, ISPA (infeksi saluran pernafasan akut).
Tetanus
Basil-basil tetanus biasanya ada dalam kotoran kuda. Bila seseorang jatuh di jalan dan mendapat luka-luka, maka kemungkinan bahwa orang itu akan menderita penyakit tetanus ada. Bila pada luka itu masuk kotoran-kotoran jalan (yang mungkin sudah mengandung basil-basil tetanus), maka mungkin terjadi kejadian sebagai berikut: basil-basil itu tetap tinggal pada luka itu, tidak pergi ke mana-mana, berkembang biak di tempat itu dan membuat toksin-toksin yang membahayakan. Toksintoksin ini melalui saraf-saraf menuju ke pusat susunan saraf. Di sini toksin-toksin itu mengadakan perubahan-perubahan dalam jaringan saraf. Maka terjadilah gejala-gejala penyakit tetanus. Ini adalah contoh tentang masuknya penyakit melalui kulit tanpa perantara apa-apa.
Malaria
Pada penyakit malaria masuknya juga melalui kulit, tetapi dengan perantaraan nyamuk anopeles.
Trachoom
Penyakit trachoom adalah penyakit mata yang cara penularannya terjadi dengan perantaraan benda-benda mati seperti sapu tangan, selendang, anduk, air, dan lain-lain. Dalam air mata penderita penyakit tersebut terdapat benih-benih penyakit itu. Bila penderita itu meminjamkan sapu tangannya orang yang memakai sapu tangan itu mungkin akan kejangkitan trachoom, (bila benih-benih trachoom sampai ke mata).
Hepatitis
adalah peradangan hati karena berbagai sebab. Hepatitis yang berlangsung kurang dari 6 bulan disebut "hepatitis akut", hepatitis yang berlangsung lebih dari 6 bulan disebut "hepatitis kronis". Hepatitis biasanya terjadi karena virus, terutama salah satu dari kelima virus hepatitis, yaitu A, B, C, D atau E. Hepatitis juga bisa terjadi karena infeksi virus lainnya, seperti mononukleosis infeksiosa, demam kuning dan infeksi sitomegalovirus. Penyebab hepatitis non-virus yang utama adalah alkohol dan obat-obatan.
Virus hepatitis A
Virus hepatitis A terutama menyebar melalui tinja. Penyebaran ini terjadi akibat buruknya tingkat kebersihan. Di negara-negara berkembang sering terjadi wabah yang penyebarannya terjadi melalui air dan makanan.
Virus hepatitis B
Penularannya tidak semudah virus hepatitis A. Virus hepatitis B ditularkan melalui darah atau produk darah. Penularan biasanya terjadi diantara para pemakai obat yang menggunakan jarum suntik bersama-sama, atau diantara mitra seksual (baik heteroseksual maupun pria homoseksual). Ibu hamil yang terinfeksi oleh hepatitis B bisa menularkan virus kepada bayi selama proses persalinan. Hepatitis B bisa ditularkan oleh orang sehat yang membawa virus hepatitis B. Di daerah Timur Jauh dan Afrika, beberapa kasus hepatitis B berkembang menjadi hepatitis menahun, sirosis dan kanker hati.
Virus hepatitis C
Menyebabkan minimal 80% kasus hepatitis akibat transfusi darah. Virus hepatitis C ini paling sering ditularkan melalui pemakai obat yang menggunakan jarum bersama-sama. Jarang terjadi penularan melalui hubungan seksual. Untuk alasan yang masih belum jelas, penderita "penyakit hati alkoholik" seringkali menderita hepatitis C.
Virus hepatitis D
Hanya terjadi sebagai rekan-infeksi dari virus hepatitis B dan virus hepatitis D ini menyebabkan infeksi hepatitis B menjadi lebih berat. Yang memiliki resiko tinggi terhadap virus ini adalah pecandu obat.
Virus hepatitis E
Virus hepatitis E kadang menyebabkan wabah yang menyerupai hepatitis A, yang hanya terjadi di negara-negara terbelakang.
Virus hepatitis G
Virus-virus lain yang dapat menyebabkan hepatitis :
Virus Mumps
Virus Rubella
Virus Cytomegalovirus
Virus Epstein-Barr
Virus Herpes
HIV/AIDS di Indonesia. AIDS di Indonesia ditangani oleh Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Nasional dan Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dan memiliki Strategi Penanggulangan AIDS Nasional untuk wilayah Indonesia. Ada 79 daerah prioritas di mana epidemi AIDS sedang meluas.
Daerah tersebut menjangkau delapan provinsi: Papua, Papua Barat, Sumatra Utara, Jawa Timur, Jakarta, Kepulauan Riau, Jawa Barat, dan Jawa Tengah. Program-program penanggulangan AIDS menekankan pada pencegahan melalui perubahan perilaku dan melengkapi upaya pencegahan tersebut dengan layanan pengobatan dan perawatan. Program PEPFAR di Indonesia bekerja sama secara erat dengan saat ini. Sekitar 170.000 sampai 210.000 dari 220 juta penduduk Indonesia mengidap HIV/AIDS. Perkiraan prevalensi keseluruhan adalah 0,1% di seluruh negeri, dengan pengecualian Provinsi Papua, di mana angka epidemik diperkirakan mencapai 2,4%, dan cara penularan utamanya adalah melalui hubungan seksual tanpa menggunakan pelindung. Jumlah kasus kematian akibat AIDS di Indonesia diperkirakan mencapai 5.500 jiwa. Epidemi tersebut terutama terkonsentrasi di kalangan pengguna obat terlarang melalui jarum suntik dan pasangan intimnya, orang yang berkecimpung dalam kegiatan prostitusi dan pelanggan mereka, dan pria yang melakukan hubungan seksual dengan sesama pria. Sejak 30 Juni 2007, 42% dari kasus AIDS yang dilaporkan ditularkan melalui hubungan heteroseksual dan 53% melalui penggunaan obat terlarang
1. Penyakit-penyakit zoonosa
Penyakit-penyakit hewan yang dapat menular dari hewan ke manusia disebut zoonosa. Di antara zoonosa ada beberapa yang perlu dikemukakan karena dapat juga menghinggapi manusia. Penyakit-penyakit itu ialah: pes, tetanus, penyakit anjing gila (rabies), penyakit Weil (Brucellosis), typhus exanthematicus, penyakit gigitan tikus dan flu burung.
2. Demam Berdarah Dengue (DBD)
Agen penyebab: Penyakit ini disebabkan oleh sejenis virus. Gejala-gejala: Setelah masa tunas 5-8 hari, penderita sekonyong-konyong mendapat serangan demam, rasa nyeri di tulang belakang dan anggota-anggota gerak, lebih-lebih di tungkai. Kulit agak kemerah-merahan dan timbul bercak-bercak merah. Otot-otot terasa nyeri bila ditekan. Penyakit ini berlangsung 5 hari lamanya (kadang-kadang 7 hari). Karena ini maka penyakit Dengue sering-sering disebut juga demam lima hari.
Penularan: Disebarkan dari satu orang ke orang lain dengan perantaraan sejenis nyamuk yang disebut Aedes aegypti dan
Aedes albopictus.
Penjagaan: Tindakan-tindakan seperti pada penyakit malaria. Pengobatan: Obat yang khusus terhadap Dengue hingga kini belum diketemukan. Obat-obatan yang diberikan pada penderita ialah obat-obat yang bersifat simtomatis. Penyakit menular bersumber binatang seperti: malaria, demam berdarah dengue (DBD), rabies, anthrax, filariasis, schistosomiasis (demam keong). Penyakit ini biasanya berlangsung lunak. Jarang sekali ada orang yang meninggal karena penyakit ini. Masih banyak penyakit menular di Indonesia dan telah menjadi perhatian pemerintah antara lain: tuberkulosis (TBC), diphteri, batuk rejan, campak, cacar, polio, dan hepatitis. Penyakit menular langsung (contagious): disentri, kusta, framboesia, AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome), sipilis, infeksi gonokokal, TBC (tuberkulosis), radang paru (pneumonia), difteri, ISPA (infeksi saluran pernafasan akut).
Tetanus
Basil-basil tetanus biasanya ada dalam kotoran kuda. Bila seseorang jatuh di jalan dan mendapat luka-luka, maka kemungkinan bahwa orang itu akan menderita penyakit tetanus ada. Bila pada luka itu masuk kotoran-kotoran jalan (yang mungkin sudah mengandung basil-basil tetanus), maka mungkin terjadi kejadian sebagai berikut: basil-basil itu tetap tinggal pada luka itu, tidak pergi ke mana-mana, berkembang biak di tempat itu dan membuat toksin-toksin yang membahayakan. Toksintoksin ini melalui saraf-saraf menuju ke pusat susunan saraf. Di sini toksin-toksin itu mengadakan perubahan-perubahan dalam jaringan saraf. Maka terjadilah gejala-gejala penyakit tetanus. Ini adalah contoh tentang masuknya penyakit melalui kulit tanpa perantara apa-apa.
Malaria
Pada penyakit malaria masuknya juga melalui kulit, tetapi dengan perantaraan nyamuk anopeles.
Trachoom
Penyakit trachoom adalah penyakit mata yang cara penularannya terjadi dengan perantaraan benda-benda mati seperti sapu tangan, selendang, anduk, air, dan lain-lain. Dalam air mata penderita penyakit tersebut terdapat benih-benih penyakit itu. Bila penderita itu meminjamkan sapu tangannya orang yang memakai sapu tangan itu mungkin akan kejangkitan trachoom, (bila benih-benih trachoom sampai ke mata).
Hepatitis
adalah peradangan hati karena berbagai sebab. Hepatitis yang berlangsung kurang dari 6 bulan disebut "hepatitis akut", hepatitis yang berlangsung lebih dari 6 bulan disebut "hepatitis kronis". Hepatitis biasanya terjadi karena virus, terutama salah satu dari kelima virus hepatitis, yaitu A, B, C, D atau E. Hepatitis juga bisa terjadi karena infeksi virus lainnya, seperti mononukleosis infeksiosa, demam kuning dan infeksi sitomegalovirus. Penyebab hepatitis non-virus yang utama adalah alkohol dan obat-obatan.
Virus hepatitis A
Virus hepatitis A terutama menyebar melalui tinja. Penyebaran ini terjadi akibat buruknya tingkat kebersihan. Di negara-negara berkembang sering terjadi wabah yang penyebarannya terjadi melalui air dan makanan.
Virus hepatitis B
Penularannya tidak semudah virus hepatitis A. Virus hepatitis B ditularkan melalui darah atau produk darah. Penularan biasanya terjadi diantara para pemakai obat yang menggunakan jarum suntik bersama-sama, atau diantara mitra seksual (baik heteroseksual maupun pria homoseksual). Ibu hamil yang terinfeksi oleh hepatitis B bisa menularkan virus kepada bayi selama proses persalinan. Hepatitis B bisa ditularkan oleh orang sehat yang membawa virus hepatitis B. Di daerah Timur Jauh dan Afrika, beberapa kasus hepatitis B berkembang menjadi hepatitis menahun, sirosis dan kanker hati.
Virus hepatitis C
Menyebabkan minimal 80% kasus hepatitis akibat transfusi darah. Virus hepatitis C ini paling sering ditularkan melalui pemakai obat yang menggunakan jarum bersama-sama. Jarang terjadi penularan melalui hubungan seksual. Untuk alasan yang masih belum jelas, penderita "penyakit hati alkoholik" seringkali menderita hepatitis C.
Virus hepatitis D
Hanya terjadi sebagai rekan-infeksi dari virus hepatitis B dan virus hepatitis D ini menyebabkan infeksi hepatitis B menjadi lebih berat. Yang memiliki resiko tinggi terhadap virus ini adalah pecandu obat.
Virus hepatitis E
Virus hepatitis E kadang menyebabkan wabah yang menyerupai hepatitis A, yang hanya terjadi di negara-negara terbelakang.
Virus hepatitis G
Virus-virus lain yang dapat menyebabkan hepatitis :
Virus Mumps
Virus Rubella
Virus Cytomegalovirus
Virus Epstein-Barr
Virus Herpes
HIV/AIDS di Indonesia. AIDS di Indonesia ditangani oleh Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Nasional dan Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dan memiliki Strategi Penanggulangan AIDS Nasional untuk wilayah Indonesia. Ada 79 daerah prioritas di mana epidemi AIDS sedang meluas.
Daerah tersebut menjangkau delapan provinsi: Papua, Papua Barat, Sumatra Utara, Jawa Timur, Jakarta, Kepulauan Riau, Jawa Barat, dan Jawa Tengah. Program-program penanggulangan AIDS menekankan pada pencegahan melalui perubahan perilaku dan melengkapi upaya pencegahan tersebut dengan layanan pengobatan dan perawatan. Program PEPFAR di Indonesia bekerja sama secara erat dengan saat ini. Sekitar 170.000 sampai 210.000 dari 220 juta penduduk Indonesia mengidap HIV/AIDS. Perkiraan prevalensi keseluruhan adalah 0,1% di seluruh negeri, dengan pengecualian Provinsi Papua, di mana angka epidemik diperkirakan mencapai 2,4%, dan cara penularan utamanya adalah melalui hubungan seksual tanpa menggunakan pelindung. Jumlah kasus kematian akibat AIDS di Indonesia diperkirakan mencapai 5.500 jiwa. Epidemi tersebut terutama terkonsentrasi di kalangan pengguna obat terlarang melalui jarum suntik dan pasangan intimnya, orang yang berkecimpung dalam kegiatan prostitusi dan pelanggan mereka, dan pria yang melakukan hubungan seksual dengan sesama pria. Sejak 30 Juni 2007, 42% dari kasus AIDS yang dilaporkan ditularkan melalui hubungan heteroseksual dan 53% melalui penggunaan obat terlarang
Title : Penyakit-penyakit Menular
Posted by :
Published : 2016-06-03T22:59:00+08:00
Posted by :
Published : 2016-06-03T22:59:00+08:00