Klasifikasi Alga Merah (Rhodophyta)


Klasifikasi Alga Merah (Rhodophyta) - Alga merah merupakan tumbuhan berfilum alga.Dinamakan alga merah karena dalam tubuh tumbuhan ini memiliki pigmen warna merah. Warna merah pada alga ini disebabkan oleh pigmen fikoeritrin dalam jumlah banyak dibandingkan pigmen klorofil, karoten, dan xantofil. Alga ini pada umumnya bersel banyak (multiseluler) dan makroskopis. Panjangnya antara 10 cm sampai 1 meter dan berbentuk berkas atau lembaran.

Alga Merah
Alga Merah

Ciri-ciri alga merah yang lain menurut Aslan (1998) adalah sebagai berikut.

  1. Dalam reproduksinya tidak mempunyai stadia gamet berbulu cambuk.
  2. Reproduksi seksualnya dengan karpogonia dan spermatia.
  3. Pertumbuhannya bersifat uniaksial (satu sel di ujung thallus) dan multi aksial (banyak sel di ujung thallus).
  4. Alat pelekat (holdfast) terdiri dari perakaran sel tunggal atau sel banyak.
  5. Memiliki pigmen fikobilin, yang terdiri dari fikoeritrin (berwarna merah) dan fikosianin (berwarna biru).
  6. Bersifat adaptasi kromatik, yaitu memiliki penyesuaian antara proporsi pigmen dengan berbagai kualitas pencahayaan dan dapat menimbulkan berbagai warna pada thalli, seperti: merah tua, merah muda, pirang, coklat, kuning, dan hijau.
  7. Mempunyai persediaan makanan berupa kanji (floridean starch).
  8. Dalam dinding selnya terdapat selulosa, agar, carrageenan, porpiran, dan furselaran.

Sebagian besar alga merah hidup di laut, banyak terdapat di laut tropika. Sebagian kecil hidup di air tawar yang dingin dengan aliran deras dan banyak oksigen. Selain itu ada pula yang hidup di air payau. Alga merah yang banyak ditemukan di laut dalam adalah Gelidium dan Gracilaria, sedang Euchema spinosum menyukai laut dangkal.

Perkembangbiakan
Alga merah berkembangbiak secara vegetatif dan generatif.
  • Perkembangbiakan vegetatif ganggang merah berlangsung dengan pembentukan spora haploid yang dihasilkan oleh sporangium atau talus ganggang yang diploid. Spora ini selanjutnya tumbuh menjadi ganggang jantan atau betina yang sel-selnya haploid.
  • Perkembangbiakan generatif ganggang merah dengan oogami, pembuahan sel kelamin betina (ovum) oleh sel kelamin jantan (spermatium). Alat perkembangbiakan jantan disebut spermatogonium yang menghasilkanspermatium yang tak berflagel. Sedangkan alat kelamin betina disebutkarpogonium, yang menghasilkan ovum. Hasil pembuahan sel ovum oleh spermatium adalah zigot yang diploid. Selanjutnya, zigot itu akan tumbuh menjadi ganggang baru yang menghasilkan aplanospora dengan pembelahan meiosis. Spora haploid akan tumbuh menjadi ganggang penghasil gamet. Jadi pada ganggang merah terjadi pergiliran keturunan antara sporofit dan gametofit.
Rhodophyta dibagi menjadi dua subkelas yaitu florideae dan bangioideae. Florideae mempunyai sel yang berhubungan satu sama lain yang dihubungkan oleh benang-benang sitoplasma, sedang bangioideae tidak demikian. Bangioideae mempunyai tubuh berbentuk filamen atau lembaran, sel yang banyak, terdiri dari satu bangsa (bangiales) dan marga poryphyra (Pandey, 1995).

Peranan rhodophyta.
Alga merah jenis tertentu dapat menghasilkan agar atau jelli yang dimanfaatkan antara lain sebagai bahan makanan dan kosmetik, misalnya Eucheuma spinosum.Di beberapa negara, misalnya Jepang, alga merah ditanam sebagai sumber makanan. Selain itu juga dipakai dalam industri agar, yaitu sebagai bahan yang dipakai untuk mengeraskan/memadatkan media pertumbuhan bakteri. Beberapa alga merah yang dikenal dengan sebutan alga koral menghasilkan kalsium karbonat didinding selnya. Kalsium karbonat ini sangat kuat dalam mengatasi terjangan ombak. Kelebihan ini menjadikan alga koral memiliki peran pentingdalam pembentukan terumbu karang.

Selain itu alga merah dapat menyediakan makanan dalam jumlah banyak bagi ikan dan hewan lain yang hidup di laut. Jenis ini juga menjadi bahan makanan bagi manusia misalnya Chondrus crispus (lumut Irlandia) dan beberapa genus Porphyra. Chondrus crispus dan Gigortina mamilosa menghasilkan karagen yang dimanfaatkan untuk penyamak kulit, bahan pembuat krem, dan obat pencuci rambut. Alga merah lain seperti Gracilaria lichenoides, Euchema spinosum, Gelidium dan Agardhiella dibudidayakan karena menghasilkan bahan serupa gelatin yang dikenal sebagai agar-agar. Gel ini digunakan oleh para peneliti sebagai medium biakan bakteri dan fase padat pada elektroforesis gel, untuk pengental dalam banyak makanan, perekat tekstil, sebagai obat pencahar (laksatif), atau sebagai makanan penutup.

KLASIFIKASI ALGA MERAH
Pembagian anak kelas rhodophyta yaitu sebgai berikut :
  • Anak kelas bangieaea (protofloroda)
Talus berbentuk benang, cakram atau pita dengan tidak ada percabangan yang beraturan. Pembiakan vegetatif dengan monospora yang dapat memperlihatkan gerakan ameboid. Anteridium menghasilkangamet jantan yang disebut spermatium.Dalam golongan ini termasuk suku Bangiaceae, yang membawahi antara lain ganggang tanah Porpyridium cruentum dan ganggang laut Bangia artropurpurea.
  • Anak kelas  floridae
Talus ada yang masih sederhana, tapi umumnya hampir selalu bercabang-cabang dengan beraturan dan mempunyai beraneka ragam bentuk, seperti benang, lembaran-lembaran. percabangannnya menyirip atau menggarpu. Tiap anteridium menghasilkan satu gamet betina yang oleh karena tidak dapat bergerak tidak dinamakan spermatozoid tetapi spermatium. Gametangium betina dinamakan karpogonium, terdapat pada ujung-ijung cabang lain daripada cabang talus yang mempunyai anteridium. Suatu karpogonium terdiri atas satu sel panjang, bagian bawahnya membesar seperti botol, bagia atasnya berbentuk gada atau benang dan dinamakan trikogen.

Zigot tidak mengalami waktu istirahat, melainkan dari bidang sampingnya lalu membentuk sel-sel yang merupakan benang-benang sporogen. Dalam sel-sel ujung benang itu terbentuk satu spora, masing-masing dengan satu inti dan satu plastida dan dinamakan karpospora. Karpospora itu mula-mula berkecambah menjadi suatu protalium yang akhirnya tumbuh menjadi individu baru dengan alat-alat generatif. Peristiwa di atas terdapat antara lain pada Batrachospermum moniliforme. Pada warga Floridaea lainnya terdapat pergiliran antar 3 keturunan dalam daur hidupnya yaitu :
  • Gametofit yang haploid, yang mempunyai anteridium dan karpogonium.
  • Karposporofit yang diploid, mengeluarkan karpospora diploid.
  • Tetrasporofit, yang habitusnya menyerupai gametofit (keturunan pertama), akan tetapi tidak mempunyai alat-alat seksual, melainkan mempunyai sporangium yang masing-masing mengeluarkan 4 spora (tetraspora).

Daur hidup yang memperlihatkan 3 keturunan itu antara lain terdapat pada Callithamnion corymbosum. Gametofit dan tetrasporofit dapat isomorf, tetapi ada pula yang tidak, misalnya Bonnemaisonia hamifera.

Florideae dibagi dalam sejumlah bangsa, diantaranya yaitu :
  1. Bangsa Nemalionales, termasuk suku Helminthocladiacae yang antara lain mencakup Batrachospeermum moniliforme, Bonnemisonia humifera.
  2. Bangsa Gelidiales, termasuk suku Gelidiaceae, misalnya Gelidium cartilagineumdan Gelidium lichenoides, terkenal sebagai penghasil agar-agar.
  3. Bangsa Gigartinales, kebanyakan terdiri atas ganggang laut. Yang penting ialah suku Gigartinaceae dengan dua warganya yang menghasilkan bahan yang berguna, ialah Chondrus crispus dan Gigartina mamillosa, penghasil karagen atau lumut islandia yang berguna sebagai bahan obat.
  4. Bangsa Nemastomales, dari bangsa I ni perlu disebut suku Rhodophyllidaceae yang salah satu warganya terknal sebagai penghasil agar-agar, yaitu Euchema spinosum. Suku Sphaerococaceae, juga mempunyai anggota-anggota yang merupakan penghasil agar-agar pula, diantaranya Gracilaria lichenoides dan berbagai jenis yang termasuk marga Sphaerococcus.
  5. Bangsa Ceramiales, dalam bangsa ini termasuk antara lain suku Ceramiaceae di dalamnya. Contoh, Callithamnion corymbosum.
Ada yang mencari nenek moyang Rhodophyceae pada Chlorophyceae,mengingat adanya trikogin pada karpogonium yang mengingatkan oogonium dalam sel-sel tumbuhan pada Coleochaeta. Ada yang mencari hubungan kekerabatan dengan Cyanophyceae dan menganggap Protoflorideae sebagai jembatannya.

Bekas ganggang ini telah ditemukan dalam lapisan-lapisan tanah dari zaman silur, dan mungkin dari kambrium, bahkan sering tidak hanya bekas, melainkan sisa sisa yang mengandung kapur.



thumbnail Title : Klasifikasi Alga Merah (Rhodophyta)
Posted by : Budhii Yanto
Published : 2016-01-16T07:27:00+08:00
Rating : 4,5
Reviewer : 50 Reviews

Posted by: Budiyanto
biologionline Updated at: 07.27