Penyakit Parasitik


Penyakit Parasitik - Penularan penyakit parasitic dipengaruhi tiga factor, yaitu adanya sumber infeksi, cara penularan parasite, dan adanya hospes yang peka atau sensitive. Selain itu kemampuan adaptasi alami parasite untuk menyesuaikan diri terhadap manusia selaku hospes, kebiasaan hidup manusia daan hubungan antar manusia serta tingginya daya tahan tubuh setiap individu manusia, mempengaruhi kecepatan terjadinya penularan penyakit parasitic.

Siklus Penyakit Toxoplasmosis


Penyebaran parasite dari satu individu penderita ke indvidu yang peka dapat terjadi melalui kontak langsung (direct contact) atau melalui kontak tidak langsung. Pada penularan secara tidak langsung, untuk dapat menginfeksi hospes yang peka parasite harus melewati beberapa tahap atau stadium perkembangan parasit lebih dahulu. Misalnya dalam bentuk –bentuk stadium-satidum yang hidup dalam tubuh hoseps perantara terlebih dahulu sebelum parasit tumbuh menjadi bentuk stadium infektif yang dapat menginfeksi hospes baru yang peka. Stadium infektif dapat ditularkan secara kontak langsung atau secara tidak langsung ditularkan  melalui makanan, minuman, tanah, hewan vertebrata, serangga, atau dari ibu ke bayi melalui plasenta pada waktu terjadi proses persalinan.

Toxoplasmosis 
Penyakit toxoplasmosis disebabkan oleh Toxoplasma gondii, parasit yang hanya dapat hidup di dalam sel hospesnya. Sumber utama penyakit ini adalah kucing dan binatang sejenisnya yang bertindak sebagai hospes utama. Umumnya toxoplasmosis tidak menimbulkan gejala nyata. Kalaupun ada, gejalanya tidak khas seperti panas badan seperti flu, batuk-batuk dan pembesaran kelenjar leher. Namun pada individu dengan status kekebalan yang rendah, toxoplasmosis dapat menyebabkan kondisi sakit yang parah bahkan kematian.

Penyakit cacing usus 
Penyakit cacing usus yang tergolong penyakit NTD, tersebar luas di seluruh dunia. Di Indonesia tercatat, angka kejadian penderita cacing usus di kalangan anak usia sekolah dasar berkisar 40-80 persen. Infeksi cacing usus dapat mengganggu pemanfaatan zat-zat gizi.

Malaria
Gejala spesifik malaria meliputi menggigil yang diikuti demam dan berkeringat. Pada kasus tertentu bahkan hanya menunjukkan gejala flu biasa dan khusus di daerah endemik, gejala malaria yang spesifik sering tidak muncul. Komplikasi malaria berat yang sering terjadi dan menyebabkan kerusakan otak adalah malaria otak, gagal ginjal akut, edema paru akut, anemia dan pendarahan.
thumbnail Title : Penyakit Parasitik
Posted by : Budhii Yanto
Published : 2015-05-29T09:05:00+08:00
Rating : 4,5
Reviewer : 50 Reviews

Posted by: Budiyanto
biologionline Updated at: 09.05