Jaringan Ikat


Jaringan Ikat - Jaringan ikat terutama berfungsi untuk mengikat dan menyokong jaringan lain. Berlawanan dengan jaringan epitelium yang sel-selnya terkemas rapat, jaringan ikat memiliki kumpulan sel-sel yang jarang, yang tersebar dalam suatu matriks ekstraseluler. Matriks tersebut umumnya terdiri atas suatu anyaman serat yang tertanam dalam suatu dasar yang seragam dan dapat berupa cairan, seperti agar-agar, atau padatan. Pada sebagian besar kasus, bahan-bahan matriks itu disekresikan oleh sel-sel jaringan ikat itu sendiri (Campbell:2004).

jaringan ikat

Serat jaringan ikat yang terbuat dari protein terdiri atas tiga jenis yaitu serat berkolagen atau putih, serat elastis, dan serat retikuler. Serat kolagen atau putih terbuat dari kolagen, yang mungkin merupakan protein yang paling berlimpah dalam kingdom hewan (Campbell:2004). Serat kolagen mempunyai daya renggang tinggi tetapi dengan elastisitas yang rendah atau bersifat tidak elastis dan tidak mudah robek jika ditarik mengikuti panjangnya. Serat kolagen larut dalam asam lemah dan memberikan gelatin pada perebusan. Serat-serat itu dapat sangat terpencar letaknya, seperti dalam variasi jaringan areolar yang longgar, atau terbungkus padat seperti dalam tendon (urat) (Gerrit Bevelander dan Judith A. Kamaley:1988).
Serat elastis adalah untaian panjang yang terbuat dari protein yang disebut elastin. Serat elastis memberikan suatu sifat seperti karet yang melengkapi kekuatan serat berkolagen yang tidak elastis. Serat elastik sangat refraktil dan terlihat menyendiri atau dalam bentuk lembaran. Serat-serat ini biasanya lebih tipis daripada serat kolagen, kecuali dalam ligamen-ligamen, seperti ligamentum nuchae dimana diameternya mencapai 10 mikrometer (Gerrit Bevelander dan Judith A. Kamaley:1988).
Serat retikuler adalah serat yang sangat tipis dan bercabang. Tersusun atas kolagen dan tersambung dengan serat berkolagen, serat ini membentuk suatu anyaman yang ditenun dengan ketat yang menghubungkan jaringan ikat dengan jaringan disebelahnya (Campbell:2004)
Jenis utama jaringan ikat pada vertebrata adalah jaringan ikat longgar, jaringan adiposa, jaringan ikat berserat, tulang rawan, tulang sejati, dan darah. Masing-masing berkorelasi dengan fungsi khususnya. Jaringan yang paling banyak terdapat dalam tubuh vertebrata adalah jaringan ikat longgar. Jaringan ini mengaitkan epitelium dengan jaringan dibawahnya dan berfungsi sebagai bahan pengemas, yang menjaga agar organ tetap berada di tempatnya. Jenis jaringan ikat ini dinamai demikian karena serat-seratnya tertenun longgar. Jaringan ikat longgar memiliki ketiga jenis serat yang ada yaitu berkolagen, serat elastis dan serat retikuler (Campbell:2004).
Jaringan adiposa adalah bentuk khusus dari jaringan ikat longgar yang menyimpan lemak dalam sel-sel adiposa yang tersebar di seluruh matriksnya. Jaringan adiposa melapisi dan menginsulasi tubuh, serta menyimpan molekul-molekul bahan bakar. Setiap sel adiposa mengandung suatu butiran lemak besar yang membengkak ketika lemak disimpan dan akan mengerut ketika tubuh menggunakan lemak itu sebagai bahan bakar. Faktor keturunan, olah raga dan jumlah lemak yang kita simpan ketika masih bayi turut menentukan jumlah sel-sel lemak dalam jaringan ikat kita (Campbell:2004). 
Jaringan ikat berserat adalah jaringan ikat yang padat, karena banyak mengandung serat berkolagen. Serat-serat itu tersusun dalam berkas paralel, suatu berkas pengaturan yang memaksimalkan kekuatan non-elastis. Kita menemukan jaringan ikat ini pada tendon, yang melekatkan otot ke tulang, dan pada ligamen, yang menghubungkan tulang dengan tulang lain pada persendian (Campbell:2004).
Tulang rawan memiliki serat berkolagen yang sangat berlimpah, yang tertanam dalam suatu matriks yang mirip dengan karet yang tersusun atas suatu bahan yang disebut kondroitin sulfat, suatu kompleks protein-karbohidrat. Kondroitin  sulfat dan kolagen disekresikan oleh kondrosit, sel-sel yang hanya terdapat pada ruangan yang tersebar dalam matriks yang disebut dengan lakuna. Gabungan serat kolagen dan kondroitin sulfat membuat tulang rawan menjadi suatu material penyokong yang kuat namun fleksibel. Pada vertebrata, misalnya manusia memiliki kerangka tulang rawan selama tahapan perkembangan embrio, tetapi sebagian besar tulang rawan itu digantikan oleh tulang sejati ketika embrio itu tumbuh dewasa. Namun demikian, kita tetap mempertahankan tulang rawan sebagai penyokong yang fleksibel pada lokasi-lokasi tertentu, seperti hidung, telinga, trakea, lempengan yang bertindak sebagai bantalan antar tulang punggung kita, dan tudung pada ujung beberapa tulang sejati (Campbell:2004).
Tulang sejati, suatu jaringan ikat bermineral. Sel-sel pembentuk tulang yang disebut osteoblas mendeposit suatu matriks berkolagen, tetapi sel-sel tersebut juga menghasilkan ion kalsium, magnesium dan fosfat yang secara kimiawi menyatu dan mengeras di dalam matriks itu menjadi mineral hidroksiapatit. Kombinasi mineral yang keras dan kolagen yang fleksibel membuat tulang sejati lebih keras dari tulang rawan tanpa menjadi rapuh. Struktur mikroskopik tulang sejati mamalia terdiri atas unit berulang yang disebut Sistem Haversian. Masing-masing sistem memiliki lapisan-lapisan konsentrik yang terdiri dari matriks bermineral, yang didepositkan di sekitar saluran pusat yang mengandung pembuluh darah dan saraf yang menyediakan kebutuhan tulang sejati. Begitu osteoblas terjerat dalam sekresinya sendiri, sel-sel itu disebut osteosit. Osteosit terletak dalam lakuna, ruangan yang dikelilingi oleh matriks keras. Saluran-saluran kecil pada matriks itu akan menghubungkan lakuna dan membuat nutrien bisa disuplai ke osteosit. Pada tulang sejati yang panjang, seperti femur dalam paha, hanya bagian luarnya saja yang merupakan tulang padat keras yang dibangun dari sistem Haversian. Bagian dalamnya merupakan suatu jaringan tulang seperti spons yang berupa sarang lebah dengan ruangan yang penuh dengan sumsum tulang. Sel-sel darah dibuat di sumsum tulang merah yang terletak didekat ujung tulang-tulang sejati yang panjang (Campbell:2004).
Meskipun fungsi darah berbeda dari jaringan ikat lain, ia juga memenuhi salah satu kriteria jaringan ikat, yaitu memiliki matriks ekstraseluler yang luas. Pada kasus ini, matriks itu berupa cairan yang disebut plasma, yang terdiri atas air, garam-garam dan berbagai jenis protein terlarut. Di dalam plasma tersuspensi dua macam sel darah, eritrosit (sel darah merah) dan leukosit (sel darah putih) dan fragmen darah yang disebut keeping darah (platelet). Sel darah merah membawa oksigen, sel darah putih berfungsi sebagai pertahanan melawan virus, bakteri, dan fagosit lainnya, dan keeping darah membantu dalam proses penggumpalan darah (Campbell:2004)

thumbnail Title : Jaringan Ikat
Posted by : Budhii Yanto
Published : 2013-07-03T07:43:00+08:00
Rating : 4,5
Reviewer : 50 Reviews

Posted by: Budiyanto
biologionline Updated at: 07.43