Oogenesis atau ovigenesis bermula pada periode prenatal. Potensial gamet oogonium terkait dengan folikel primer pada awal pembentkannya. Oogonia berasal dari perpanjangan yolk sac yang terbentuk dari bagian belakang embrio. Pada awal pembentukannya, proliferasi oogonia dengan pembelahan mitosis terjadi dalam parenkim ovarium. Proliferasi ini berhenti sebelum kelahiran sehingga ovarium mempunyai jumlah potensial ova atau oosit yang tetap pada saat dilahirkan. Oosit memasuki profase pada pembelahan miosis pertama selama peride fetus dan kemudian dorman yang kemudian disebut dictyate oocytes. Selama periode prenatal dan selanjutnya setelah dilahirkan, telah dilaporkan bahwa terjadi pola siklus dalam pertumbuhan dan pematangan oosit, namun demikian, tidak ada oosit yang betul-betul matang sampai mencapai umur pubertas. Diperkirakan bahwa kurang dari 1% dari semua oosit yang mencapai kematangan dan dilepaskan selama ovulasi.
oogenesis |
Pertumbuhan dan pematangan oosit akan berlanjut secara bersiklus setelah pubertas. Selama gelombang pertumbuhan folikel yang terjadi pada setiap siklus berahi, sekelompok oosit terkait dengan mulainya pertumbuhan dan pematangan folikel ini. Kebanyakan menjadi atretic (atresia) sedangkan lainnya tetap dorman. Namun demikian, pada saat regresi luteal, oosit dengan folikel dominan mencapai kematangan dan dilepaskan melalui ovulasi ke sistim duktusuntuk fertilisasi pada sapi, domba, kambing dan kuda. Pada babi, 10 sampai 25 oosit dapat mencapai kematangan dan berovulasi.
Setelah miosis berhenti, perkembangan, pematangan kembali dengan pertumguhan oosit dan pembentukan zona pellucid, membran luar seperti gel di sekitar oosit.Pertumbuhan oosit diikuti dengan pertumbuhan folikel. FSH menstimulir proliferasi sel-sel granulosa yang mengelilingi oosit, dengan folikel berkembang dari folikel primer menjadi folikel sekunder. Berlanjutnya stimulasi FSH menghasilkan kelanjutan proliferasi sel-sel granulosa dan pembentukan antrum. Proliferasi sel-sel teka (thecal cells) diluar membran dasar terjadi dengan pengaruh LH.
Selama perkembangan ini, folikel diperuntukkan untuk ovulasi, dan menjadi folikel dominan. Ketika folikel dominan dan folikel antral lainnya mensekresi cukup estrogen, lonjakan preovulatory LH terpicu. Tingginya level LH mengakibatkan pelepasan oosit ke dalam cairan folikel, yang kemudian berlanjut dan penyelesaian miosis I. Produk dari pembelahan pertama miosis adalah oosit sekunder dan polar body pertama yang tersimpan/berlokasi diantara membran vitelin dan zona pellucid di dalam ruang perivitelin. Pada pembelahan ini, jumlah kromosom di dalam oosit berubah dari diploid (2n) menjadi haploid (n). Oosit sekunder mempertahankan semua sitoplasma dan setengah materi inti (kromosom) dari oosit primer. Kemudian setengah dari materi inti tersebut terekstrusi sebagai polar body. Pembelahan miosis pertama ini berakhir sesaat sebelum ovulasi pada sapi, babi dan domba serta segera setalah ovulasi pada kuda. Pembelahan miosis kedua dimulai segera setelah pembelahan pertama selesai dan berhenti pada metaphase II. Miosis kedua dimulai kembali pada saat proses fertilisasi dan akan lengkap/selesai dengan interaksi antara oosit dengan spermatozoa. Produk dari pembelahan miosis kedua adalah sigot dan polar body kedua.
Title : Oogenesis
Posted by :
Published : 2013-12-23T03:47:00+08:00
Posted by :
Published : 2013-12-23T03:47:00+08:00